MedanEkspress | Merauke - Danlantamal XI Merauke Brigjen TNI (Mar) Edy Prakoso, S.E. yang diwakili Pabanrenpuan Spotmar Letkol Laut (KH) Parlin Silalahi Dalam rangka memperingati hari lahan basah sedunia tahun 2022 (World Wetlands Day) di Bumi Perkemahan (Buper) Biras Taman Nasional Wasur, Rabu (02/02/2022)
Acara diawali pembukaan oleh protokol dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dilanjutkan menyanyikan Lagu Tanah Papua, setelah pembacaan doa Kepala Balai Taman Nasional Wasur memberikan sambutan dilanjutkan oleh Kepala KSDA Merauke dan Wakil Bupati Kabupaten Merauke serta pemaparan pemaparan tentang hasil hutan Wasur bukan kayu oleh Ibu Emiliana Gipsi.
Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan penyerahan hadiah lomba-lomba dilanjutkan penanaman Pohon di balai taman Nasional Wasur dan pelepasan benih ikan di Rawa Biru oleh perwakilan instansi
Dalam sambutanya Wakil Bupati Merauke H. Riduwan menyampaikan komitmen pihaknya untuk mengenalkan Ramsar Site Taman Nasional Wasur dunia luar
"Taman Nasional Wasur ini merupakan anugerah Tuhan yang tak ternilai bagi masyarakat Papua, khususnya untuk empat suku yang mendiami daerah ini," ujar Riduwan.
Ia berharap kepada semua komponen atau penghuni wilayah Merauke untuk tetap melestarikan keanekaragaman hayati di Taman Nasional Wasur.
"Kemudian yang perlu menjadi penegasan, yakni dibuatkan komitmen ini bersama-sama, supaya anak cucu kita masih bisa melihat Kangguru, Burung Cenderawasih, Walabi dan satwa endemik lainnya," pintanya.
Dalam kesempatan itu, pihaknya juga mengapresiasi Balai Taman Nasional Wasur yang telah berperan mengelola daerah tersebut.
Selain itu pula, bagi masyarakat adat serta aparat TNI yang membantu sama-sama menjaga eksistensi Taman Nasional Wasur sebagai daerah konservasi," jelasnya.
Ia prihatin dengan penerapan budaya yang keliru, karena masih memanfaatkan bulu Burung Kasuari, dan Burung Cenderawasih sebagai aksesoris dan dijual bebas.
"Hal ini harus butuh komitmen kita bersama-sama agar, semua menjadi paham akan perlindungan satwa kita, kita punya Wasur ini cerminan dari Kabupaten Merauke, karena kondisinya masih terjaga," sambungnya.
Merespon Taman Nasional Wasur yang ditetapkan sebagai Ramsar Site sejak 16 Maret 2006, Riduwan mengimbau agar eksistensi lahan basah perlu menjadi perhatian semua pihak.
"Lahan basah yang kita miliki telah diakui, dan kita berupaya agar pelestariannya juga dapat membawa dampak ekonomi bagi masyarakat dari sisi pariwisata," pungkas Wakil Bupati.
Sumber: Dispen Lantamal XI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar