MedanEkspress | Laut Mediterania - Tiga kapal perang dengan keandalan daya gerak dan kehebatan fire power yang dimiliki bermanuver membentuk beragam formasi di Laut Mediterania yang merupakan Area of Maritime Operation PBB, Minggu (16/7/2023).
Salah satu dari ketiga kapal perang tersebut adalah KRI Frans Kaisiepo-368 yang tergabung dalam Satgas Maritime Task Force (MTF) TNI Konga XXVIII-N/UNIFIL.
Sedangkan kedua kapal perang lainnya adalah BNS Sangram F-113 milik Bangladesh dan TCG Turgutreis F-241 dari Turki yang juga menjadi bagian dari unsur MTF-UNIFIL di bawah komando Rear Admiral Dirk Gartner berkebangsaan Jerman.
Ketiga kapal perang saling unjuk performa terbaiknya dalam advanced maneuvering exercise, asymmetric warfare exercise, replenishment at sea, flag hoist exercise, photo exercise, dan farewell sail past.
Latihan didesain untuk menguji kehandalan kapal-kapal dalam bermanuver menempati posisi pada beberapa formasi berbeda, kesigapan menghadapi ancaman asimetris, kemampuan pembekalan di laut untuk memperpanjang durasi operasi, serta profesionalisme dalam kirim terima berita melalui isyarat bendera.
KRI Frans Kaisiepo-368 juga dipercaya menerbangkan Heli Panther HS 1306 dengan penugasan sebagai simulasi intruder, melaksanakan Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance (ISR), serta mengambil foto udara.
Momen haru dan bangga mewarnai farewell sail past di akhir latihan menandai end mission dari TCG Turgutreis F-241 yang akan digantikan oleh TCG Burgazada F-513.
Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 sekaligus Komandan Satgas MTF TNI Konga XXVIII-N/UNIFIL, Letkol Laut (P) John David Nalasakti Sondakh menjelaskan bahwa latihan ini merupakan bagian dari latihan internal unsur-unsur MTF-UNIFIL yang digelar secara rutin untuk memperkuat interoperabilitas dan mempertinggi kesiapsiagaan operasional guna keberhasilan misi berdasarkan mandat PBB.
Pencapaian KRI Frans Kaisiepo-368 dalam even multinasional ini juga merupakan keberhasilan diplomasi militer dengan empat pilar tujuan yakni confidence building measure, preventive diplomacy, capacity building, dan security enhancement.
Sumber: Dispen Koarmada II
Tidak ada komentar:
Posting Komentar