MedanEkspress | Blitar - Seorang penerjun payung TNI secara tak sengaja menerjang atap rumah warga kala melakukan pendaratan dalam latihan terjun payung di wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, awal pekan ini.
Akibat peristiwa tersebut, sejumlah genteng rumah milik Nasikin, warga Desa Gembongan, Ponggok, Blitar, menjadi pecah. Antena televisinya juga patah. Namun uniknya, bukannya minta ganti rugi, Nasikin bersama warga sekitar justeru bergotong royong menyiapkan nasi bungkus untuk 211 personel TNI yang melakukan latihan tersebut.
Komandan Koramil (Danramil) Ponggok, Kapten Inf Slamet Gunarto mengatakan bahwa sebenarnya target pendaratan (drop zone) di Desa Gembongan terletak 50 meter dari lokasi mendaratnya prajurit TNI ke atap warga itu.
“Yang bersangkutan adalah Serda S dari Batalyon Infanteri Para Raider 501 Madiun yang sedang menjalani Latjuntis (Latihan Terjun Taktis). Dari 211 personel yang ikut Latjuntis, hanya dia (Serda S) yang posisinya melenceng dari area _drop zone_. Biasanya, hal itu terjadi karena angin kencang di atas,” jelasnya.
Lebih lanjut, Danramil justeru mengaku terharu, sebab warga bukan hanya tak menuntut ganti rugi, bahkan sebaliknya menyiapkan nasi bungkus untuk peserta Latjuntis.
“Saya sendiri yang menemui Pak Nasikin tadi. Kata beliau, tidak apa-apa (atap dan antenanya rusak), yang penting penerjunnya selamat. Bahkan warga buru-buru menolong prajurit itu saat melihat payungnya menyangkut di kabel listrik,” tutur Slamet.
Kejadian ini menjadi bukti nyata bahwa sejatinya TNI selalu hadir di hati rakyat. Dimana kerugian materil yang diderita akibat insiden itu tak dipersoalkan warga Jombang tersebut. Namun justru ia rela mengeluarkan materi bersama warga lainnya dalam wujud ratusan nasi bungkus untuk diberikan kepada para prajurit sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan TNI.
Sumber: R-MEC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar