MedanEkspress | Bali - Usai menghadiri Opening Ceremony 5th Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2025 di Dermaga Tanjung Benoa, Bali, Pangkoarmada II, Laksda TNI Ariantyo Condrowibowo, bersama Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali dan para Chief of Navy (CoN) serta kepala delegasi negara peserta meninjau formasi kapal perang dalam International Fleet Review (IFR). Rombongan berlayar di Selat Badung, Bali, menggunakan KRI Radjiman Wedyodiningrat-992 (KRI RJW-992) dengan pengawalan KRI Bung Karno-369, Minggu (16/2/2025).
International Fleet Review (IFR) merupakan ajang pertemuan angkatan laut dunia yang hadir dalam MNEK 2025. Dalam IFR ini, seluruh KRI TNI AL dan kapal perang asing yang terlibat membentuk formasi di Selat Badung. KRI RJW-992 berlayar selama 90 menit, memberikan kesempatan bagi para pemimpin angkatan laut untuk melihat langsung kesiapan dan interoperabilitas armada yang berpartisipasi dalam latihan maritim multilateral ini.
Kegiatan IFR menjadi simbol kerja sama dan diplomasi maritim, yang terus diperkuat oleh TNI AL dalam menjaga stabilitas keamanan laut. Selain itu, IFR bertujuan untuk mendorong kolaborasi antara angkatan laut dari berbagai negara dalam menghadapi tantangan bersama di bidang maritim, terutama dalam konteks Operasi Militer Selain Perang (OMSP) seperti Humanitarian Assistance/Disaster Relief (HA/DR) dan penanggulangan bencana alam.
Sebanyak 38 negara berpartisipasi dalam MNEK 2025, dengan total 19 kapal perang, 7 helikopter, dan 3 pesawat patroli maritim (MPA) dari angkatan laut asing. Sementara itu, TNI AL mengerahkan 19 KRI untuk bergabung dalam latihan bersama. Partisipasi skala besar ini menunjukkan komitmen global dalam menjaga keamanan maritim dan memperkuat solidaritas antarnegara di kawasan Indo-Pasifik.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan bahwa kehadiran para Kepala Staf Angkatan Laut, Duta Besar, dan Atase Pertahanan dari 37 negara sahabat menunjukkan betapa pentingnya forum ini dalam membangun trust dan confidence building antarnegara.
“Angkatan Laut tidak hanya bertugas dalam operasi militer, tetapi juga memiliki peran besar dalam misi kemanusiaan dan penanggulangan bencana. Diharapkan negara-negara dapat bersatu, bersinergi, dan berkolaborasi untuk menghadirkan perdamaian dan stabilitas di kawasan,” ujar AHY.
Sementara itu, Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menambahkan bahwa MNEK 2025 bukan sekadar ajang latihan militer, tetapi juga menunjukkan bahwa melalui kerja sama dengan negara sahabat, Indonesia dapat membawa manfaat besar dalam OMSP.
“Saya melihat seluruh armada Angkatan Laut telah mempersiapkan latihan ini dengan baik, khususnya dalam HA/DR dan operasi penanggulangan bencana alam. Ini merupakan forum strategis bagi TNI AL untuk membangun komunikasi yang baik dan menjaga hubungan erat dengan negara-negara partisipan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Teuku Riefky Harsya meyakini bahwa TNI AL dapat menjadi Angkatan Laut kelas dunia, tidak hanya dalam operasi militer, tetapi juga dalam diplomasi maritim. “Dengan hubungan diplomasi yang kuat, kita dapat menghindari potensi konflik dan membangun lingkungan maritim yang lebih aman serta stabil,” pungkasnya.
Pelaksanaan 5th MNEK 2025 juga menjadi bentuk nyata dari Program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, yang salah satu poinnya adalah mendorong kemandirian bangsa melalui ekonomi kreatif.
Dengan digelarnya kegiatan ini di Bali, sebagai destinasi wisata utama, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian rakyat, khususnya di sektor pariwisata dan UMKM. MNEK 2025 bukan hanya mencerminkan kekuatan militer Indonesia, tetapi juga menegaskan peran bangsa dalam memperkuat kerja sama global di bidang maritim.
Sumber: Dispen Koarmada II
Tidak ada komentar:
Posting Komentar